Berikut penjelasan lengkap mengenai ADAPTASI
PENGERTIAN
ADAPTASI
Pengertian adaptasi adalah cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup dimana mereka tinggal untuk bertahan
hidup . Adaptasi ini diperlukan oleh makhluk hidup dibumi, karena setiap
lingkungan dibumi memiliki karakteristik sendiri.
JENIS ADAPTASI
Adaptasi
terbagi menjadi 3 :
·
Adaptasi
Morfologi
·
Adaptasi
Fisiologi
Adaptasi Tingkah laku
ADAPTASI MORFOLOGI
Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau alat-alat tubuh
makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Pada adaptasi ini biasanya
bentuk penyesuaian bentuk tubuhnya seperti pada bentuk paruh, bentuk kaki,
maupun bentuk seluruh tubuh secara keseluruhan.
Adaptasi
pada bentuk tubuh ini berfungsi untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan cara
ia mendapatkan makanan dan menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan bagaimana ia
tinggal di tempat tersebut.
Adaptasi Morfologi pada Hewan
1. Bentuk Gigi
secara khusus
Gigi hewan
karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang
tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
2. Bentuk Moncong
Trenggiling besar adalah hewan
menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan.
Makanan trenggiling adalah semut,
rayap, dan serangga lain yang merayap.
Hewan ini mempunyai moncong panjang
dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk
mengisap semut dari sarangnya.
- Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga
3. Bentuk Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan
ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Burung gelatik
paruhnya sesuai untuk makan biji-bijian. Burung kolibri, paruhya sesuai untuk
mengisap madu dari bunga. Burung pelikan, paruhnya sesuai untuk menangkap ikan.
Burung elang, paruhnya sesuai untuk mengoyak daging mangsanya. Burung pelatuk.
paruhnya sesuai untuk memahat batang pohon dan menangkap serangga di dalamnya.
Adaptasi morfologi pada burung juga dapat dilihat pada macam-macam bentuk
kakinya.
4. Bentuk kaki / Ceker
Bentuk kaki
yang berbeda-beda disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang
dimakannya. Berdasarkan lingkungan dan jenis makanan yang dimakannya, bentuk
kaki burung dikelompokkan Bentuk Kaki dan Paruh
5. Berbagai tipe mulut pada serangga
Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki
cara tersendiri. Salah satu bentuk penyesuaian dirinya adalah bentuk mulut yang
bebedabeda sesuai dengan jenis makanannya. Bedasarkan jenis makanan yang
dimakannya, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu mulutpengisap,
mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut penyerap.
1) Mulut pengisap
Mulut pengisap pada serangga bentuknya seperti
belalai yang dapat digulung dan dijulurkan. Contoh serangga yang memiliki mulut
pengisap adalah kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan mulut pengisap untuk mengisap
madu dari bunga.
2) Mulut penusuk dan penghisap
Mulut penusuk dan penghisap pada serangga
memiliki ciri bentuk yang tajam dan panjang. Contoh serangga yang memiliki
mulut penusuk dan penghisap adalah nyamuk. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk
menusuk kulit manusia kemudian menghisap darah. Jadi, selain mulutnya berfungsi
sebagai penusuk juga berfungsi sebagai pengisap.
3) Mulut penjilat
Mulut penjilat pada serangga memiliki ciri
terdapatnya lidah yang panjang dan berguna untuk menjilat makanan berupa nektar
dari bunga, contoh serangga yang memiliki mulut penjilat adalah lebah.
4) Mulut penyerap
Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri
terdapatnya alat penyerap yang mirip spons (gabus). Alat ini digunakan untuk
menyerap makanan terutama yang berbentuk cair. Contoh serangga yang memiliki
mulut penyerap adalah lalat.
6. Punuk
Unta hidup di daerah padang pasir
yang kering dan gersang. Oleh karena itu bentuk tubuhnya disesuaikan dengan
keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri unta adalah adanya
tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan memiliki punuk sebagai penyimpan
lemak. Hal inilah yang menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa minum air
dalam waktu yang lama.
Adaptasi Morfologi pada
Tumbuhan
Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan
menjadi sebagai berikut.
- Xerofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering, contohnya kaktus.
Cara adaptasi xerofit. antara lain mempunyai daun
berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri),
batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar panjang sehingga
berjangkauan sangat luas.
- Hidrofit. yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair, contohnya teratai.
Cara adaptasi hidrofit, antara lain berdaun lebar dan
tipis, serta mempunyai banyak stomata. Batangnya berongga
berisi udara sehingga bias mengapung.
- Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan lembap, contohnya tumbuhan paku dan lumut.
·
Daun; Tumbuhan
insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki
daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat
menggelincirkan serangga yang hinggap.
Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora,
serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang
diperlukan.
- Bunga; Bentuk bunga tumbuhan juga dapat dianggap sebagai adaptasi morfologi. Bentuk bunga ini berkaitan dengan cara penyerbukannya. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu serangga umumnya memiliki warna perhiasan bunga yang menarik.
·
Akar; Akar tumbuhan
gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam
tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
ADAPTASI
FISIOLOGI
Adaptasi Fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat
tubuh suatu makhluk hidup terhadap keadaan lingkungannya. Adaptasi ini tidak
dapat dilihat langsung oleh mata. Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut
tentang fungsi organ-organ bagian dalam tubuh makhluk hidup dengan
lingkungannya. Adaptasi fisiologi dapat terjadi pada semua makhluk hidup yang
ada di bumi baik hewan, tumbuhan, maupun manusia.
Adaptasi Fisiologi pada Manusia
§
Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di pegunungan
lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tinggal di pantai/dataran
rendah.
§
Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar
dari pada ukuran jantung orang kebanyakan.
§
Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih
banyak mengeluarkan urine (air seni).
§
Saat kita mengeluarkan keringat ketika
kepanasan. Dengan keluarnya keringat, tubuh akan dingin karena panas tubuh
diambil untuk menguapkan keringat di permukaan tubuh kita
§
Mata manusia dapat menyesuaikan dengan
intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita
akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan
menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur
intensitas cahaya.
Adaptasi Fisiologi pada Hewan
§ Hewan
ruminansia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah
rumput-rumputan, di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim
ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan,
dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih mudah dicerna.
§ Kucing,
apabila hewan ini berteduh kadar metabolisme badan kucing tersebut akan
direndahkan supaya kadar kehilangan air di dalam badan berkurang.
§
Musang juga beradaptasi dengan cara menyemburkan
cairan untuk mengelakkan dirinya daripada musuh. Kelenjar bau yang dimiliki
oleh musang tersebut membuat musuh tidak kuat dan pergi karena baunya
§
Teredo navalis, adalah mollusca yang biasa hidup
pada kayu galangan kapal, kayu tiang-tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat
merusak kayu karena makanannya berupa kayu. Di dalam saluran pencernaan Teredo
terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu
yang menjadi makanannya.
§
Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat
dibedakan menjadi karnivor (pemakan daging). herbivor (pemakan tumbuhan), serta
omnivor (pemakan daging dan tumbuhan). Penyesuaian hewan-hewan tersebut
terhadap jenis makanannya. antara lain terdapat pada ukuran (panjang) usus dan
enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai
sel-sel berdinding sel keras, rata-rata usus herbivor lebih panjang daripada
usus karnivor.
§
• Hewan onta yang punya kantung air di punuknya
untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu
yang lama.
§
Burung hantu memiliki penglihatan yang sangat
tajam yang memungkinkannya untuk dapat melihat di malam hari
§
Anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang
tebal untuk bertahan di daerah dingin dengan menahan panas tubuh tetap
tertahan.
§
Ikan yang hidup di laut lebih sedikit
mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan yang hidup di air tawar. Air laut
lebih banyak mengandung garam. Kadar garam yang tinggi juga menyebabkan cairan
tubuh keluar terus menerus. Garam juga masuk ke dalam tubuh dan harus
dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air laut dan sedikit
mengeluarkan urin. Ikan yang hidup di air tawar, sedikit minum air dan banyak
mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam
yang terlarut dalam air supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung.
Adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan :
§
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang
datangnya serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan
madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat.
§
Bunga Bromelia Merah dan beberapa jenis Anggrek
mampu menarik perhatian serangga penghisap madu, terutama lebah. Bunga ini
menghasilkan aroma yang dapat menarik serangga untuk mendekatinya. Aroma bunga
merupakan sinyal bagi serangga untuk menentukan bunga yang memiliki kandungan
nektar. Secara tidak sengaja, saat serangga menghisap nektar bunga, banyak
serbuk sari yang menempel di tubuhnya. Kemudian, ketika mengunjungi bunga lain,
serbuk sari akan jatuh pada kepala putik. Saat itulah penyerbukan terjadi.
Semak azela di Jepang, Ilalang, Pohon Akasia, dan
dapat mengeluarkan zat yang bersifat racun bagi hewan herbivora. Oleh karena
itu, hewan herbivora jadi enggan untuk mendekat, apalagi memakannya. Namun,
ternyata zat racun itu juga berdampak pada terhambatnya pertumbuhan, bahkan
kematian pada tumbuhan lain yang ada di sekitarnya. Pohon Mahoni juga
menghasilkan zat racun. Tujuan Pohon Mahoni mengeluarkan zat racun adalah untuk
mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain dalam hal memperoleh Nutrisi dari
dalam tanah. Selain itu, dengan tersedianya ruang yang cukup, Pohon Mahoni akan
tumbuh lebih cepat dan baik.
ADAPTASI TINGKAH LAKU
Adaptasi Tingkah Lakuadalah
cara penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dalam bentuk tingkah
laku.
·
Adaptasi tingkah laku mudah kita tebak karena adaptasi
ini bertujuan untuk menhindarkan diri dari kematian .
·
Kematian dari serangan predator , kematian dari
perubahan iklim ataupun perubahan dari proses fisiologis .
Contoh Adaptasi
Tingkah Laku pada Hewan
1. MIMIKRI
Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan
warna lingkungan/tempat hinggapnya. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai
dengan lingkungannya, bunglon terlindung dari pemangsanya sekaligus tersamar
dari hewan yang akan dimangsanya. Jika berada di dedaunan, warna kulit bunglon
menjadi hijau. Sebaliknya, apabila berada di tanah, warna kulit bunglon menjadi
seperti tanah (kecokelatan) Dengan demikian, bunglon dapat terhindar dari
bahaya dan sekaligus lebih mudah menangkap mangsanya.
2. KAMUFLASE CUMI / kantung tinta
Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan
cara menyemburkan cairan, seperti tinta ke dalam air. Hal ini menyebabkan musuh
yang menyerangnya tidak dapat melihatnya dan ia dapat berenang dengan cepat
untuk menghindari musuhnya tersebut.
Cumi-cumi
juga mampu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungannya.
3. Autotomi (cecak)
Autotomi adalah teknik bertahan hidup
dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada
cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa
terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan
musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik
perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga
cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
4. Adaptasi tingkah laku pada
rayap
Rayap adalah
golongan serangga penghancur kayu. Mengapa rayap dengan mudah dapat mencerna
kayu? Rayap mampu mencerna kayu bukan karena mempunyai enzim yang dapat
mencerna kayu, melainkan karena di dalam ususnya terdapat hewan flagellata yang
mampu mencernakan kayu. Hewan flagellata mampu menghasilkan enzim selulose.
Secara
periodik, rayap mengalami pengelupasan kulit. Pada saat kulit mengelupas, usus
bagian belakang ikut terkelupas, sehingga flagellata turut terbawa oleh usus.
Untuk mendapatkan kembali flagellata tersebut, rayap biasanya memakan kembali
kelupasan kulitnya. Berbeda dengan rayap dewasa, rayap yang baru menetas suka
menjilati dubur rayap dewasa untuk mendapatkan flagellata.
5. Adaptasi tingkah laku pada
mamalia air
Hewan
vertebrata dari golongan mamalia dan reptilia yang hidup di dalam air tetap
bernapas dengan paru-paru. Hal itu tampak jelas pada cara bernapasnya, misalnya
paus. Setiap saat paus muncul ke permukaan air untuk menghirup udara
sebanyak-banyaknya sampai paru-parunya penuh sekali, yaitu sekitar 3.350 liter.
Setelah itu,
paus akan menyelam kembali ke dalam air. Dengan udara sebanyak itu, paus mampu
bertahan selama kira-kira setengah jam di dalam air. Pada saat muncul kembali
di permukaan air, hasil oksidasi biologi dihembuskan melalui lubang hidung,
seperti pancaran air mancur. Sisa oksidasi ini berupa karbon dioksida yang
jenuh dengan uap air yang telah mengalami pengembunan (kondensasi).
6. Hibernasi dan
estivasi
Pada musum dingin banyak hewan berdarah panas
membutuhkan energi tambahan untuk menjaga suhu tubuhnya, tetapi makanan
sangat langka. Untuk dapat bertahan maka beberapa hewn, misalnya tikus,
landak, beruang hitam dan lain-lain melakukan hibernasi, yaitu tidur
panjang di musim dingin. Demikian pula untuk hewan yang hidup di
daerah guru yang sangat panas dan pada musim kemarau mempunyai perilaku
tertentu yang yaitu melakkukan estivasi yaitu tidur panjang di musim
kemarau, supaya dapat bertahan hidup di daerah gurun. Misalnya pada kadal,
katak, keong, dan lain-lain.
7. Kalajengking
Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan
menggunakan sengatnya. Sengatnya ini mengandung racun yang dapat membunuh
musuhnya. Selain kelajengking, hewan lain yang menggunakan zat racun untuk
melindungi dirinya dari serangan musuh adalah, kelabang, lebah, dan ular.
8. Siput
Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan
kuat yang disebut cangkang. Hewan jenis ini melindungi diri dari musuhnya
dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam cangkang. Selain siput, kura-kura, dan
penyu juga memiliki cangkang yang digunakan untuk melindungi diri dari
musuhnya.
Adaptasi
Tingkah Laku Tumbuhan
1. Seismonasti / tigmonasti -
contoh : tumbuhan putri malu menguncup daunnya jika disentuh sehingga tampak seperti layu dan tidak enak dimakan. - tujuannya untuk mengelabuhi pemangsa yaitu hewan herbivora.
2. Termonasti
Tumbuhan yang gerakannya dipicu oleh perubahan suhu. Perubahan suhu dipicu oleh perubahan intensitas cahaya sehingga disebut fotonasti. - contoh : bunga pukul empat pada siang hari layu saat pagi dan sore mekar.
3. Niktinasti
Gerakan tumbuhan yang dipicu oleh keadaan gelap. Dalam kondisi gelap tekanan turgoro pada tangkai daun menurun sehingga daun menjadi layu. - misalnya tumbuhan polong-polongan (lamtoro/petai cina)
4. Meranggas
Menggugurkan daunnya pada musim kemarau, mis : jati, randu
5. Estivasi
Adalah mematikan sementara bagian tubuhnya yang ada di atas permukaan tanah untuk mengurangi penguapan pada musim panas. Misalnya jahe, rumput.
6. Tropisme
- Fototropisme : adalah gerak tumbuhan yang mengikuti arah datangnya cahaya.
- Geotropisme : adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan grafitasi
bumi. Misalnya akar tumbuhan selalu tumbuh ke bawah menuju pusat bumi.
- Hidrotropisme : adalah gerakan akar tumbuhan menuju sumber air